Rabu, 01 Desember 2010

WYM .

untukmu sang kekasih

semula, tak pernah aku sangka aku bisa bertemu dengan mahkluk bernama wanita seperti dia dahulu. Yang membuatku sampai mabuk kepayang tak karuan karna kecantikannya. Karna kecantikan itu juga yang membuatku bisa melakukan segala hal yang sebenarnya tak pernah bisa aku lakukan.

Demi mencapai tujuanku untuk bisa bersamanya, aku telah melakukan ribuan hal yang tak masuk akal. Keinginanku saat itu memang Cuma satu hal, yaitu bisa selalu bersamanya dimanapun dia berada.

Cita-cita dan harapanku telah aku pecut untuk memacu semangat yang aku punya didalam dada. Kosentrasi dan tujuan hidupku saat itu hanyalah dirinya seorang. Yang sanggup mengalahkan semua ke egoisanku dalam kesenanganku. Melupakan hobi dan bakatku demi bisa mengejar dirimu ditempatmu itu.

Aku ingat semua kenangan dihari pertama kita bertemu, meski diawalnya sempat ada perasaan didalam diriku untuk mundur mengejarmu. Tapi kau menghalangiku dan memintaku untuk kembali lagi mengejarmu.

Awal pertmuan itu aku telah ingat semua, senyuman manis itu, meski ada kawat gigi yang berada dibalik mulut indahmu, itu telihat bagiku seperti keindahan yang belum pernah aku terima.

Siang hari yang sangat special telah aku dapatkan bersamamu ketika itu. Meski hanya fast food atau junk food yang aku cerna. Tapi makan siang itu bisa aku katakan adalah yang paling istimewa dalam kehidupanku. Karna itu adalah kencan kita untuk pertama kalinya.

Betapa juga aku mengingat tarian kecil itu kala dirimu bahagia di tepi pantai, yang telah sampai akhirnya aku selalu ingin melihat hal itu lagi. Pantai itu menjadi saksi bisu kebahagian hatiku. Menyembunyikan juga tarian-tarian hati kecilku yang menari bahagia karna kamu.

Kebahagiaan itu membawakan kami ke dalam kabut yang kelam, dengan hujan yang datang sangat tiba-tiba ketika kami sedang merasa bahagia. Mentari itu sudah tak hangatkan kami lagi, tapi justru hujan itu memberikan dingin yang sangat tajam menusuk sampai ke relung hati.

Tapi cinta itu bertindak lain kepada diriku, ditengah dinginnya hujan nan angin yang kencang. Cinta itu sunguh menghangatkan hati ku ini. Karna cinta itu, dibawanya kami ke sudut sebuah warung di tepi jalan. Tempat satu-satunya yang bisa kami jadikan tempat berteduh.

Suasana itu telah menyudutkanku kedalam perasaan yang terindah. Karna ulah Tuhan yang menurunkan Hujan itu secara tiba-tiba, aku jadi bisa bersamanya ditepi jalan, disudut ruangan sebuah warung tepi jalan. Hujan itu membantuku, warung itu membantuku. Keduanya adalah saksi bisu tentang diriku dulu.

Awal pertemuan itu tak pernah bisa aku lupakan. Senyumanmu, makan siang itu, pantai itu, hujan itu dan warung itu. Semuanya telah melebur menjadi takdir dalam kehidupanku.

Dan betapaku bersyukur karna pengorbananmu ketika itu, ketika tiba-tiba kau datang ketempatku. ketika kau berani menghampiriku. Betapaku mensyukuri nikmat itu.

Kau berkata bahagia berada didekatku, berada dilingkunganku dan keadaanku. Berada didekatku, kau banyak berbicara dan bertanya. Aku menjadi bahagia.

Dalam gelap malam di tempat asal muasalku, pembicaraan kita tak ada henti dan putusnya. Sampai-sampai aku melantur karna harus meladenimu berbicara. Itu hal terlucu yang pernah aku alami disepanjang hidupku.

Tapi tiba-tiba kau tertidur pulas disampingku, dan kubawakan kau ketempat dirimu berada seharusnya. Disebuah ranjang yang hangat dan lembut ku menaruhmu kemudian. Tempat surga bagi duniaku.

Aku mencintaimu sampai kedalam hatiku yang paling dalam, cinta itu membawaku kembali ketempatmu berada. Membawa sebuah kesetiaan dalam sosok manusia aneh yang sering orang lain bilang kepadaku.

Cintaku terhadapmu telah membawakan energi yang sangat besar untuk bisa diterima dibumi ini. Yang merubah energi itu menjadi guncangan hebat ketika itu. Cintaku dan guncangan itu telah membuat puluhan tempat rusah berat, ratusan bangunan hancur hebat, ribuan nyawa melayang mati sia-sia, puluhan ribu manusia panik secara tiba-tiba.

Guncangan itu dan cintaku telah menyatu, menyatukan antara aku dan kamu. Apakah kamu menyadarinya, kita telah membuat dan menjadi sejarah kita sendiri. Didalam setiap kisah kala itu, mengingatkan hubungan diriku dan dirimu.

Lalu kau mulai sedikit demi sedikit menyakitiku. Tapi itu tak membuatku patah arang untuk berusaha mendapatkan dirimu kembali, usahaku itu telah membawakanku ketempat yang paling tinggi dalam kedudukanku, membuatku harus belajar banyak untuk hal itu. Dan sebagai balasananya, kau memberikanku tarian yang indah, dansa itu telah melarutkan kita dalam cinta. Pelukan itu atas tarian itu telah mengahnyutkan keberadaan kita.

Kau berkata tak pernah melakukan itu semua, tarian indah nan romantis yang telah kita cipta bersama. Tapi tarian itu telah memisahkan kita. Aku dan kamu tak mendapatkan hal itu lagi. Tarian itu adalah hal terindah paling akhir yang aku dapatkan dari diri kamu. Dimulai dari dansa itu, kebahagiaanku terhenti, pergi entah kemana.

Tapi yang aku tau sampai kini, dia telah kembali lagi di setapak kecilnya. Kembali ke kehidupannya dengan meninggalkan luka lebar yang terbuka di hatiku. Meninggalkan sebuah tanda tanya besar untuk diriku.

Dan sekarang, aku hanya bisa hidup dalam kenangan atas dirinya. Hidup sambil mempertahankan nyawa ku yang tersisa.

Senyuman itu, lunch ketika itu, pantai hari itu, hujan sore itu, sudut warung kala itu, kedatanganmu tanggal itu, bencana pada bulan itu, dan dansa indah malam itu. Kini menghilang, dan telah menyisakan luka.

Dan semuanya telah berakhir.

Tidak ada komentar: